Kesenian Burok
Kab Cirebon-Burok merupakan kesenian rakyat. Bagi warga yang memiliki hajatan biasanya menyewa burok sebagai hiburan. Ngarak burok ini, menjadi hiburan yang sudah memasyarakat.
Burok, yaitu sebuah musik yang berjalan dan diselingi dengan banyak macam-macam tunggangan seperti contoh burung garuda. Hibuaran ini sekarang sudah menjadi tradisi warga yang hajatan.
Arak-arak burok biasanya dipakai dalam beberapa hajatan, seperti sunatan, perkawinan, dan sebagianya. Hiburan burok biasanya dilakukan mulai pagi hari atau siang hari, atau tergantung pesanan. Ngarak burok biasanya dilakukan berkeliling kampung di sekitar lokasi hajatan tersebut. “Selain boneka burok, ada juga boneka pengiring lainnya seperti burung, urang ayu, dan barongsai,” ujar Mahmud, pemilik sewaan burok, yang sedang disewa di Desa Sendang, Senin (2/9/2013)
”Dalam acara khitanan biasanya anak yang disunat dinaikan ke atas burok dengan pakaian sunat lengkap dan nampak dimanjakan,” tutur Iwan, salah satu penari burok. Pada saat arak-arakan, lagu-lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu dangdutan dan tarling yang merupakan lagu ciri khas masyarakat Cirebon.
Alat musik pengiring burok biasanya terdiri, organ, gitar, gitar melodi, kromong, suling, dan kecrek. Alat-alat tersebut berfungsi sebagai pengiring tarian juga pengiring nyanyian. “Nyanyian biasanya dibawakan oleh penyanyi pria dan wanita, kadangkala bergiliran tergantung dari karakter lagu yang dibawakan. Biasanya disini banyak orang yang minta lagu yang mereka suka,” tegas Mahmud.
Untuk bisa menyewa satu grup burok, biasanyanya pemilik burok memasang tarif sekitar RP. 3 juta. “Kita punya banyak pemain. Mulai dari penari, pemusiknya dan sebagainya, sekitar 30 orang,” pungkas Mahmud.
Tidak ada komentar
Posting Komentar