Wayang Topeng Malang, Penanaman Nilai-Nilai Melalui Seni Pertunjukkan
Wayang Topeng Malang adalah karya budaya yang pernah berkembang pesat di Kabupaten Malang. Dahulu keberadaannya tersebar luas di wilayah Malang. Namun hingga kini, Wayang Topeng Kedungmonggo yang masih eksis.
Eksistensi Wayang Topeng Kedungmonggo terjaga karena didukung oleh warga masyarakat. Pementasan Wayang Topeng Kedungmonggo merupakan rangkaian dari upacara ritual “bersih desa” yang biasanya dilakukan setahun sekali setiap malam Senin Legi di Punden Belik Kurung.
Eksistensi pementasan Wayang Topeng Kedungmonggo tak lepas dari peran masyarakat pendukungnya dan keluarga dari keturunan Sang Maestro wayang topeng, Mbah Karimoen. Beliau adalah empu tari topeng, pengukir topeng, guru, dan idola para penikmat tari topeng.
Wayang Topeng Malang merupakan drama tari yang menampilkan penari-penari yang menggunakan topeng. Pementasan Wayang Topeng biasanya menampilkan sebuah pertunjukkan dengan alur cerita Panji atau dikenal dengan sebutan siklus Panji, yaitu peristiwa yang menceritakan kisah perjalanan Panji Asmarabangun mencari Dewi Sekartaji.
Cerita Panji berkembang pada zaman Majapahit dan sangat digemari oleh masyarakat luas. Wayang Topeng memiliki alur pertunjukkan dengan pola di awal cerita dalam keadaan aman dan damai lalu kemudian muncul konflik dan akhirnya timbul peperangan. Namun dalam beberapa saat kembali aman dan damai dan karena terdapat suatu perubahan akhirnya yang jahat akan kalah dan yang baik akan menang.
Pada pentas wayang topeng, seorang dalang yang mengisi dialog anak wayang yang menyampaikan pesan dan falsafah kehidupan. Dalang juga mengisi topeng dengan mantera. Saat diadakan upacara ritual dusun secara rutin, Dalang juga menjadi mediator antara dunia kita dengan dunia sakral.
Seni pertunjukkan wayang (topeng) menyampaikan nilai-nilai dalam bentuk simbolis dan keindahan pada alam, seni, dan sastra. Nilai-nilai yang ada dalam lakon wayang topeng dan yang terbesit dalam ingatan penonton adalah nilai kepahlawanan, keberanian, kebenaran, kejujuran, kesabaran, dan kerja keras.
Penanaman nilai-nilai lewat pertunjukkan kesenian dianggap lebih efektif karena penonton akan mudah mencerna apa yang dilihat dan didengar.
( Sumber : kebudayaanindonesia.net )
Tidak ada komentar
Posting Komentar