Tarian Sintren, Tarian Magis Nan Eksotis
Secara etimologis kata sintren terbentuk dari dua suku kata, yakni kata si dan kata tren. Si mempunyai arti “dia” sedangkan trenmerupakan panggilan bagi seorang putri. Sehingga apabila di rangkai,Sintren memiliki arti “si dia seorang putri”. Berkaca pada apa yang sudah terjadi di masyarakat, hal ini sudah sesuai karena sebutanSintren menunjuk pada pemeran utama pada kesenian Sintren yakni seorang putri yang berindak sebagai penari.
Di indonesia tarian Sintren tersebar dalam beberapa wilayah yakni Pantai Utara Jawa, khusunya di Propinsi Jawa Tengah bagian barat dan Jawa Barat bagian timur. Di Provinsi Jawa Tengah tarian Sintren berkembang di beberapa kabupaten antara lain Kabupaten Batang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, bahkan hingga Kabupaten Cilacap. Sementara itu, di Provinsi Jawa Barat Sintren tersebar di beberapa kabupaten yakni Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, maupun Kabupaten Cirebon.
Salah satu daya tarik Tarian Sintren ialah karena dalam pementasannya Tarian Sintren menggunakan kekuatan mistis untuk memanggil roh atau bidadari yang akan merasuki tubuh si penari. Unsur magis yang sangat terasa pada saat penarisintren siuman sessat setelah diberi mantra oleh pawang dan seketika dirasuki oleh arwah. Penari sintren yang semula diikat tali, wajah polos tanpa make up, setelah keluar dari dalam kurungan sudah dalam kondisi berganti pakaian, wajah ber make up, serta tangan telah terlepas dari ikatan. Setelah berganti pakaian, penari sintren menari sesuai dengan irama musik.
Syarat utama menjadi penari sintren harus seorang perawan dan ada persyaratan ketat yang harus dijalani. TarianSintren pernah memiliki masa kejayaan yang cemerlang pada tahun 1950 hingga 1963, dimana kesenian ini sangat diminati oleh masyarakat.
( Sumber : kebudayaanindonesia.net )
Tidak ada komentar
Posting Komentar