Mahasiswa Unswagati Kritik Kinerja DPRD Kota Cirebon
Kota Cirebon (89,2 CR) - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Kota Cirebon, Senin (29/10/18). Dalam aksinya, mahasiswa mengkritik fungsi DPRD sebagai lembaga pengawasan tumpul, pasalnya persoalan di Kota Cirebon tidak pernah diperhatikan oleh wakil rakyat ini.
Koordinator Aksi, Riski S Novandi dalam orasinya mengatakan fungsi legislatif sebagai lembaga pengawasan, tidak bekerja secara maksimal. Terbukti persoalan gedung Setda tidak kunjung selesai, mega proyek DAK 96 Miliar yang masih berpolemik dan persoalan lain di Kota Cirebon. Mereka menganggap anggota dewan seolah-olah tutup telinga akan persoalan ini.
"Mulai dari infrastruktur hingga kinerja dari lembaga eksekutif kurang maksimal, bahkan yang ada didepan mata persoalan gedung Setda tidak kunjung selesai," ungkapnya.
Masih kata Riski, banyak persoalan di Kota Cirebon yang tidak selesai, mulai dari roda pemerintahan, pembangunan dan infrastruktur yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Cirebon.
"Lembaga penegak hukum juga tidak bisa berbuat banyak, ada Kepolisian dan Kejaksaan Kota Cirebon. Sudah banyak kasus yang tidak kunjung usai akibat tidak adanya efek yang jera," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Cirebon, Edi Suripno mengatakan DPRD Kota Cirebon tidak bisa melakukan pengawasan sendirian, namun harus bersama-sama dengan kalangan akademisi. Mahasiswa sudah seharusnya mempunyai peran untuk mengawasi segala kebijakan di Kota Cirebon.
"Terima kasih sudah diingatkan oleh para mahasiswa, dengan cara ini kinerja pemerintah akan berjalan dengan maksimal, karena bukan hanya legislatif dan eksekutif, dibutuhkan para akademisi untuk mengingatkan kinerja dalam menjalankan roda pemerintahan," katanya.
Dirinya juga berterima kasih, para mahasiswa masih semangat untuk mengingatkan kinerja DPRD sebagai lembaga yang mengawasi, regulasi dan penganggaran, apalagi aksi unjuk rasa dilaksanakan sehari setelah peringatan hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober.
"Mahasiswa bisa datang kapan saja dan akan kami terima. Mahasiswa juga bisa ikut mengawasi. Semoga saja kejadian hukum yang ada di Kabupaten Cirebon tidak terjadi di Kota Cirebon," kata Edi. [Wlk]
Tidak ada komentar
Posting Komentar