Kuburan Desa Trunyan
Lokasi obyek wisata kuburan Desa Trunyan berjarak sekitar enam puluh kilometer dari Kota Denpasar. Kuburan Desa Trunyan merupakan sebuah komplek pemakaman yang memiliki sebelas Acak Cakti atau pelindung mayat yang hanya digeletakkan begitu saja.
Di tempat ini, tumbuh pohon Taru Menyan atau pohon Menyan yang mampu menetralisir bau mayat. Dan memang di tempat ini sama sekali tidak tercium adanya bau busuk mayat. Nama Trunyan sendiri juga berasal dari nama pohon tersebut.
Di dalam lokasi pekuburan, terdapat tiga kelompok kuburan yang diklasifikasikan berdasar tradisi Desa Trunyan, yaitu menurut umur jenazah, keutuhan jasad, dan cara penguburuan. Kelompok yang pertama disebut setra wayah yang merupakan tempat pemakaman yang dianggap paling suci dan paling baik karena berisi jenazah yang jasadnya masih utuh, tidak cacat, dan jenazah yang meninggal secara wajar, bukan karena kecelakaan, bunuh diri atau dibunuh. Kelompok yang kedua disebut kuburan muda yang memang diperuntukkan khusus untuk menempatkan jasad bayi dan orang dewasa yang belum menikah, dan tetap dengan syarat jenazahnya harus utuh dan tidak cacat. Sementara kelompok yang ketiga disebut setra bantas, khusus untuk jenazah yang tidak utuh dan yang meninggal secara tidak wajar, misalnya karena kecelakaan dan bunuh diri.
( Sumber : indonesiakaya.com )
Tidak ada komentar
Posting Komentar