Header Ads


RSUD Gunung Jati Akui Tagihan Masih Dibuat Manual

Kota Cirebon (89,2 CR) - RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon tidak ingin disamakan dengan BPJS Kesehatan Cirebon. Keduanya saling menghormati dan menghargai baik dalam sistem pelayanan atau mengenai pembayaran  

Direktur RSUD Gunung Jati dr Ismail mengatakan, persoalan tunggakan BPJS Kesehatan, pihaknya tidak ingin masuk ke sistem, karena masing - masing memiliki sistem yang berbeda. Terlebih BPJS yang membantah tunggakan RSUD Gunung Jati sampai 75 Miliar. 

"Soal tunggakan karena sistem di kami lambat, ya memang berbeda - beda sistemnya jadi jangan disamakan. Kami harap saling menghormati dan menghargai dengan tugas masing - masing," katanya kepada awak media, Kamis (23/10/19). 

Diakuinya dalam laporan tagihan ke BPJS, RSUD Gunung Jati masih menggunakan sistem manual sehingga saat memberikan laporan harus menyerahkan berkas lebih dari lima mobil box. Cara demikian membuat laporan tagihan tidak bisa kumpulkan dengan cepat, terlebih di rumah sakit memiliki banyak bidang. 

"Kami masih manual apalagi bidangnya banyak jadi harus bertahap mengumpulkan laporan," jelasnya. 

Bedasarkan data dalam sebulan RSUD Gunung Jati melayani pasien rawat jalan sebanyak 15 ribu, sedangkan pasien rawat inap sebanyak sembilan ribu pasien. 

Kedepan pihaknya akan meintegrasikan sistem rumah sakit dengan BPJS Kesehatan, sehingga dalam penyampaian laporan tidak lagi menggunakan cara manual. 

"Mudah - mudahan tahun depan sudah tidak lagi manual jadi bisa terintegrasi langsung," pungkasnya. [Wlk]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.