Header Ads


Curug Sawer - Majalengka


Curug Sawer ini letaknya masih tersembunyi, karena memang tempatnya yang jarang terjamah manusia, belum banyak orang-orang yang mengetahui tentang keberadaan air terjun ini.   Secara administrasi kehutanan, kawasan ini berada di bawah pengelolaan RPH Argalingga BKPH Maja KPH Majalengka.

Kawasan Curug Sawer  berada pada ketinggian  antara 900 -1300 mdpl. dengan curah hujan berkisar antara 1.500 - 4.500 mm per tahun.




Curug sawer ini terdiri dari lima curug yang masing-masing mempunyai keuinikan tersendiri.  Pada curug pertama dan kedua, meski tidak terlalu tinggi, menawarkan keindahan panorama alam. Selain itu, kedua curug ini dipercayai memiliki keramat. Orang akan memperoleh kemudahan mendapatkan jodoh dan menemukan kebahagiaan kehidupan duniawi jika mandi di sini dan melakukan upacara khusus.  Namun demikian sangat harang ada orang yang datang ke sana dan melakukan upacara tersebut.  Selain karena sulit untuk sampai ke dasar curug, juga karena suasana sekitar curug amat menyeramkan.

Pada curug ketiga, terdapat areal yang dapat dijadikan camping ground. Areal yang dipenuhi pohon-pohon besar dengan akar yang merambat menciptakan suasana mencekam dan menantang bagi orang yang suka terhadap misteri. Selain itu, dinding curug yang terdiri dari cadas dan batuan keras dapat dijadikan arena olah raga turun tebing.

Curug keempat dan kelima yang relatif saling berdekatan memiliki areal yang lebih luas. Hutan alam yang berada di dasar lembah begitu luar biasa.  Suasana alam di dasar lembah ini akan menimbulkan perasaan luar biasa, terlebih saat kabut turun menyelimuti lembah.

Selain Curug Sawer di kawasan (di Kecamatan Argapura) ini juga terdapat Curug Muara Jaya yang terkenal.

Legenda

Konon, semua rangkaian Curug Sawer  tersebut tercipta setelah seorang sakti yang tinggal di kaki gunung Ciremai, yang merupakan leluhur masyarakat Argalingga, menyelenggarakan upacara Saweran di sungai Cipada untuk mendapat berkah Tuhan bagi dirinya dan semua keturunannya. Selanjutnya, ia bertapa selama bertahun-tahun hingga wafat. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat, jasad pertapa itu tidak hancur melainkan menjelma seekor ular raksasa yang kemudian hidup secara gaib dan menjadi penjaga kawasan tersebut. Selama tapanya, terjadi banyak peristiwa alam yang luar biasa sehingga di sepanjang aliran sungai muncul lima buah curug yang airnya memancar menyerupai upacara saweran. Itulah sebabnya, kelima rangkaian curug ini dinamakan Curug Sawer.(Naw-CR)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.