Tips Berteman dengan Si "Cablak"
NGOBROL dengan teman memang bisa bikin lupa waktu. Tapi ngobrol dengan
orang-orang yang cerewet dan selalu mendominasi percakapan, duh, rasanya
menyebalkan!
Seringkali Anda menjadi sulit untuk berbicara, karena berkali-kali
ucapan Anda dipotong atau justru Anda bingung kapan harus mulai
berbicara, karena lawan bicara terus "nyerocos" tanpa henti. Belum lagi
kalau volume suaranya kencang alias "cablak". Wah, bisa-bisa bikin malu!
1. Introspeksi diri
Sebelum mencap sahabat sebagai si cerewet, Anda perlu introspeksi
diri, jangan-jangan Anda pun termasuk cerewet? Perhatikan setiap
pembicaraan dan kontrol diri saat menghadapi lawan bicara, jangan sampai
Anda ikut-ikutan menjadi si bawel.
2. Tanyakan kepada orang lain
Tanyakan pada orang-orang terdekatnya, apakah benar kebawelannya itu
murni karakternya sendiri atau jangan-jangan, dia hanya bawel di depan
Anda? Sebenarnya, ini bisa jadi pertanda baik karena itu berarti dia
mempercayakan Anda sebagai teman curhatnya. Tapi sebal juga kan, kalau
cuma Anda yang harus menikmati kecerewetannya?
3. Beri ‘clue’
Cobalah untuk menyindirnya secara terselubung. Misalnya, dengan
menyebutkan tokoh-tokoh sinetron sebagai perumpamaan. “Kamu nonton
sinetron yang semalam itu?
Sebel ya, lihat si X yang bawel banget. Selalu bicara tentang
pacarnya yang anak orang kaya itu. Apalagi selalu nggak pakai titik atau
koma, super bawel!”
Dengan tidak menyebutkan dirinya secara gamblang, semoga dia dapat tersadar dan mulai introspeksi diri dengan kebiasaannya.
4. Ganti topik pembicaraan
Jika sahabat sering membicarakan topik tertentu secara
berulang-ulang, seperti bosnya yang menyebalkan atau mantan pacarnya
yang selalu membuat galau, cobalah untuk mengalihkan topik pembicaraan.
Pastikan topik yang Anda pilih tidak berkaitan dengan obrolan rutin yang
selalu dibicarakannya.
5. Sindir dengan humor
Menyindir secara gamblang akan membuatnya sakit hati. Maka, cobalah
untuk menyindirnya dengan lelucon. Jika dia mulai berulah, peringatkan
sambil tertawa atau mengembangkan senyum. Misalnya, “Wah, kamu sih
ngomong terus, aku jadi lupa deh, tadi mau ngomong apa, hehehehe….”
Tidak ada komentar
Posting Komentar