Header Ads


Simfoni Tarling, Persembahan Cirebon Untuk Nusantara

Kota Cirebon (89,2 CR) - Berangkat dari pemahaman bahwa Cirebon adalah salah satu daerah yang kaya akan seni, tradisi dan budaya, Majelis Seni Dan Tradisi (MeSTi) Cirebon menggelar persembahan Cirebon untuk Nusantara bertajuk Simfoni Tarling yang bertempat di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki pada hari Ju'mat dan Sabtu tanggal 7 dan 8 April 2017 Pukul 20.00 - 21.30 WIB dengan melibatkan seniman dari berbagai daerah di nusantara, khususnya seniman Cirebon.

Menurut Dedi Kampleng sebagai sutradara Simfoni Tarling, di tengah derasnya gempuran pertunjukan seni musik, baik yang datang dari barat maupun industri musik dalam negeri, menyebabkan para seniman Cirebon yang dari berbagai latar belakang kesenian berbeda, mencoba menghadirkan Simfoni Tarling sebagai bentuk ikhtiar yang hendak mensejajarkan tarling di jalur musik Nusantara. Sehingga tarling kini bukan semata milik masyarakat Cirebon, tetapi menjadi kesukaan dan kebanggaan masyarakat Nusantara.

" Kami ingin Tarling sebagai kesenian Cirebon mampu bersaing dengan kesenian lainnya. Seperti di ketahui anak muda lebih menggemari musik barat, padahal di Indonesia memiliki kesenian yang lebih bagus salah satunya Tarling, ini harus bisa mendapatkan tempat bagi kalangan anak muda hingga dewasa, yang pasti dengan kemasan yang berbeda " ungkapnya saat presscon di Gedung Negara atau kantor Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) wilayah III Cirebon, sore tadi, Minggu (26/2/17)

Di tambahkan Dedi, Simfoni Tarling merupakan sebuah seni pertunjukan perpaduan antara orkestra dan original tarling yang berkolaborasi dengan seni tari, seni sastra dan multi media, serta berbagai seni lainya yang menjadi kekayaan Nusantara. Pertunjukan ini berupaya menghadirkan sejarah dan perkembangan tarling dengan suguhan panggung, tata cahaya, tata artistik modern yang berlatar belakang tradisi Cirebon dengan menampilkan maestro tarling dari setiap zamannya, seperti: H Sunarto (Kang Ato), Hj Uun Kurniasih, Hj Nengsih, Nunung Alvi, dan Diana Sastra dengan iringan Oeblet Etnik Tabuhan Nusantara Orkestra. 

" Musik tarling memiliki romantisme yang berbeda, Hj Uun Kurniasih memiliki penggemarnya sendiri di zamannya, sama seperti Diana sastra yang mewakili Tarling di era modern ini, " tambahnya. 

Selain itu, kami berharap ketika suatu kesenian yang dipentaskan dengan kemasan menarik dan kekinian tanpa mengurangi nilai-nilai mendasar dari kesenian itu sendiri maka akan mengembalikan kesenian, khususnya tarling akan setia berada di hati masyarakat. Sebagai generasi penerus kami sadari dan menjadi tanggung jawab kita semua masyarakat Indonesia untuk melestarikan segala kesenian yang ada di bumi Nusantara.

" Kami ingin tarling di kenal oleh seluruh masyarakat Indonesia, maka dari itu sengaja kami pentaskan di Jakarta agar masyarakat yang ada di sana mengetahui, ini loh kesenian Cirebon yang sangat luar biasa, " tuturnya. 

Sementara itu maestro Tarling, Kang Ato merasa bangga dengan Simfoni tarling ini. Kang ato yang sudah menggeluti dunia musik tarling selama 52 Tahun ini, berharap adanya Simfoni Tarling mampu membawa tarling ke tingkat nasional, apalagi dikemas dengan sangat luar biasa yang melibatkan para seniman yang ahli di bidangnya. 

" Bangga sekali kalau tarling bisa dikenalkan kepada masyarakat yang bukan orang Cirebon, kami maestro tarling mendukung penuh Simfoni Tarling ini, dan berharap ada dampak positif terhadap kesenian khas Cirebon ini, " ungkapnya.

Hadir juga, Wakil Ketua dan anggota DPRD Kota Cirebon sekaligus Eksekutif Produksi Simfoni Tarling, seperti Lili Eliyah, Eti Herawati dan Jafarudin.

Sejumlah media baik lokal dan nasional juga mendukung acara yang bertaraf nasional ini, termasuk 89,2 FM Cirebon Radio yang terus konsisten mempertahankan dan melestarikan seni, tradisi dan budaya lokal dari udara.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.