Stunting Di Kab Cirebon Persoalan Bersama
Kab Cirebon (89,2 CR) - Angka penderita Stunting di Kabupaten Cirebon masih terbilang tinggi. Terbukti dari Kabupaten Cirebon masuk kedalam 160 Kota/Kabupaten SeIndonesia masuk dalam lotus penanganan Stunting. Pencegahannya harus dilakukan bersama, bukan hanya Dinas Kesehatan.
Pj Bupati Cirebon Dicky Saromi menjelaskan, bedasarkan data dari Kementrian Kesehatan, 8,6 persen atau 220 balita di Kabupaten Cirebon terancam menderita Stunting. Balita ini akan mendapatkan penanganan serius dari Dinas Kesehatan, dari mulai pola hidup sampai kepada gizinya.
"Ternyata Kabupaten Cirebon masuk kedalam lotus penanganan Stunting, dan ada balita yang rawan terkena Stunting, kami sudah minta Dinkes untuk menangani secepatnya agar dilakukan pencegahan," kata Dicky Saromi usai Kampanye Pencegahan dan Penanggulana Stunting di Komplek perkantoran Sumber, Jumat (25/1/19).
Menurut Dicky persoalan Stunting bukan hanya milik Dinkes, namun seluruh pihak, termasuk Dinas Pendidikan, Dinas Pemukiman dan Perumanan serta dinas terkait lainnya. Penyebab Stunting bukan karena pola makan, namun cenderung kepada tempat tinggal, air bersih, pola makan dan sebagainya, oleh sebab itu seluruh pihak wajib ikut program pencegahan Stunting.
"Semua stake holder harus terlibat, karena berkaitan semua, selain itu kesadaran diri dari masyarakatnya juga," tambah dia.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Edi Susanto, menjelaskan, stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis mulai dari empat bulan dalam kandungan hingga 1.000 hari kehidupan pertama (HKP).
Saat ini, Kabupaten Cirebon sedang melalukan penangan utama di 10 desa yaitu Desa Walahar, Desa Sinarrancang, Desa Serang Kulon, Desa Sarabau, Desa Kudumulya, Desa Kudukeras, Desa Gempol, Desa Cipejeuh Wetan, Desa Bojongwetan, dan Desa Astanajapura.[Wlk]
Tidak ada komentar
Posting Komentar