Ini Prosesi Isra Mi’raj Di Keraton Kanoman
Kota Cirebon (89,2 CR) - Memperingati Isra Mi’raj, merupakan bentuk kecintaan dan keyakinan kita terhadap keajaiban (mu’jizat) perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha (tempat bertemunya Rasulullah dengan Allah (Swt) yang hanya memakan waktu satu malam. Dalam perjalanan ini Rasulullah diperlihatkan surga, neraka beserta isinya dan yang istimewa adalah diberi perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu. Peringatan Isra Mi’raj ini diperingati dan dijadikan tradisi oleh wali songo termasuk Sunan Gunung Jati, kemudian oleh Sunan Gunung Jati Isra Mi’raj ini dijadikan salah satu peringatan hari besar Islam yang masih dilestarikan di Kesultanan Kanoman sebagai dzuriyah (keturunan) Sunan Gunung Jati berdasarkan waktu penanggalan Aboge Keraton Kanoman.
Dijelaskan juru bicara Keraton Kanoman Ratu Raja Arimbi Nurtina, S.T., M.Hum, Rajaban atau Isra Mi’raj di Keraton Kanoman jatuh pada hari Rabu Pon Malam Kamis Wage 27 Rajab 1440 Hijriah, dilaksanakan secara sederhana namun khidmat. Dalam Rajaban di Keraton Kanoman akan diadakan berbagai ritual atau sistematika acara
Arimbi melanjutnya, akan ada Iringan pembawa lampu minyak 4 buah dan bantal beserta kitab sejarah Isro Mi’raj bertuliskan arab pegon berbahasa jawa. Property itu di bawa oleh abdi dalem kraton panca pitu yang menggunakan pakaian adat yang berasal dari daerah gegesik Kabupaten Cirebon dan juga disediakan Karpet khusus yang di pakai untuk tempat duduk Sultan atau Wakil Sultan (Patih).
"Prosesi yang memakan waktu dua jam ini, adalah pemadatan dari waktu pelaksanaan yang sebetulnya lima jam diikuti oleh masyarakat umum (khususnya umat Islam di Cirebon) yang dipusatkan di Langggar (Masjid Kecil Keraton Kanoman), yang akan dipandu oleh Imam Penghulu Keraton," jelasnya kepada Cirebon Radio, Selasa (2/4/19).
Akan ada pembacaan babad isra mi’raj dengan memakai bahasa jawa yang berhuruf arab pegon yang juga dihadiri oleh Sultan Kanoman ke XII, Sultan Raja Muhammad Emiruddin yang memakai baju adat keraton beserta keluarga dan Famili Keraton Kanoman. Kebersamaan tersebut
juga diperkuat dengan prosesi pembagian berkat (hidangan keraton) yang berupa masakan khas Keraton Kanoman diantaranya adalah sambel goreng, setup, endog pindang, mie goreng, acar, opor, bistik, empal, tumpeng bogana dan bekakak juga aneka kue bogis, koci, pipis, awug, bolu dan puntir dan juga beberapa buah-buahan yang sedang musim.
"Aneka masakan, kue dan buah-buahan akan dibagikan kepada siapapun yang mengikuti prosesi Rajaban, yang bagi masyarakat luas dijadikan ajang untuk bertatap muka dengan pemimpinnya (Sultan)," tandasnya. [Wlk]
Tidak ada komentar
Posting Komentar