Puncak Kemarau Di Wilayah 3 Cirebon Terjadi Agustus Sampai September
Kota Cirebon (89,2 CR) - Puncak musim kemarau khususnya di Pulau Jawa diprediksi terjadi sepanjang Agutus hingga September. Badan Meteoroligi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi menandai dengan kondisi cuaca khususnya di Wilayah III Cirebon menjadi dingin pada pagi hari.
Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn mengatakan, musim kemarau diakibatkan adanya udara dari Australia ke Asia yang melewati Indonesia. Hal tersebut menurutnya juga mengakibatkan angin kencang serta cuaca esktrim pada malam hingga pagi hari.
“Saat ini memang sedang memasuki puncak musim kemarau. Pada saat kemarau, udara atau cuaca pada malam hingga dini hari lebih dingin,” kata Faa Iziyn, Rabu (7/8/19).
Faa Iziyn menambahkan, pada saat musim kemarau, tutupan awan sedikit atau bisa dikatakan tidak ada. Hal tersebut menurutnya mengakibatkan bumi semacam tidak berselimut. Menurutnya, panas yang diserap pada siang hari akan sangat mudah dilepas pada malam hari sehingga malam hari terasa dingin dari kondisi biasanya. Faa Iziyn memprediksi kondisi ini akan berlangsung hingga September mendatang.
“Masyarakat dihimbau pada malam hari menggunakan pakaian atau selimut yang tebal. Saat siang cukupi kebutuhan air agar terdehidrasi dengan baik,” katanya.
Sementara itu, di Kota Cirebon terdapat beberapa wilayah yang saat ini mengalami kekeringan khsusunya di wilayah Argasunya. Lurah Argasunya, Dudung Abdul Barry mengatakan saat ini hampir seluruh wilayah di Kelurahan Argasunya mengalami kekeringan. Menurutnya,
kondisi tersebut membuat banyak pihak secara bergantian mengirimkam bantuan air bersih di Argasunya. Dudung mengatakan bantuan air bersih yang datang dua hari sekali sangat membantu warga yang mengalami kekeringan.
“Paling parah itu di RW 08 Kopiluhur, air tidak keluar. Tapi alhamdulilah bantuan air bersih juga banyak dan diharapkan akan terus dilakukan pengiriman bantuan air bersih,” ungkapnya. [Wlk]
Tidak ada komentar
Posting Komentar