Header Ads


Keraton Kanoman Kota Cirebon Rutin Adakan Pembacaan Babad Cirebon

Kota Cirebon (89,2 CR) - Perjalanan sejarah Cirebon menjadi titik inti berdirinya Cirebon sebagai daerah yang kaya akan sejarah dan budaya. Pada awalnya, sekitar awal abad ke- 15 Cirebon masih bagian dari Kerajaan Pakuwan Pajajaran yang dikuasai oleh Sri Baduga Maharaja Ratu Haji Prabu Guru Dewata Prana atau yang lazim disebut dengan Prabu Siliwangi. Pada awalnya, di Pelabuhan Muara Jati (sekarang wilayah Gunung Jati) merupakan Pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh berbagai macam bangsa dan negara dengan aneka bahasa dan sukunya. 

Menurut Ratu Raja Arimbi Nurtina, ST., M.Hum
 Juru Bicara Kesultanan Kanoman, adapun Syahbandar Pelabuhan Muara Jati itu bernama Ki Gedeng Tapa (Ki Jumajan Jati). Pelabuhan Muara Jati kemudian menjadi titik pusat penyebaran Islam ketika Syekh Idofi Mahdi (Nurjati/Dzatul Kahfi) dari Baghdad membangun Pengguron Amparan Jati di Gunung Jati atas persetujuan Ki Gedeng Tapa. Pada tahun 1445 Syekh Idofi Mahdi memerintahkan muridnya, Pangeran Walangsungsang untuk membabad Alas Tanah Kebon Pesisir atau disebut juga Lemahwungkuk yang letaknya di wilayah area Keraton Kanoman sekarang.

Pada awalnya, wilayah Lemahwungkuk itu masih sepi penduduk dan hanya ditinggali oleh beberap orang saja. Wilayah Lemahwungkuk dalam perjalananya menjadi ramai ketika Pangeran Walangsungsang putra Prabu Siliwangi yang saat itu berusia 22 tahun membabad Alas Tanah Kebon Pesisir bersama Ki Danusela dengan menggunakan Golok Cabang pemberian dari seorang Pendeta Buda Parwa yang bernama Sanghyang Nago dari Gunung Siangkup. 

"Babad Alas tanah Kebon Pesisir itu dibuka pada Minggu Kliwon tepatnya pada 1 (satu) Suro 1367 Saka / 866 H / 1445 M. Babad Alas Tanah Kebon Pesisir itulah yang mengawali lahirnya Cirebon dengan titik enolnya disebut Witana (Wi = Pembuka. Tana = Tana) Yang secara istilah disebut Tanah Pembuka," jelasnya, Minggu (1/9/19). 

Dari Cendra Sengkala tulah kemudian Kesultanan Kanoman berkeyakinan bahwa Cirebon kini telah berusia 574 tahun, merujuk pada Babakyaksa Sajarah Pakuwuan Caruban yang dibangun oleh Pangeran Cakrabuwana dan Ki Danusela yang mana setiap tahunnya pada tanggal 1 Ram-Ji-Ji / Muharram (Sura) selalu diadakan Pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman guna memperingati Millad (ulang tahun) Cirebon yang bertepatan dengan peringatan tahun baru Islam (hijriyah), haul Pangeran Cakrabuwana (w. 1 Suro 1451 S/1529 M) dan peringatan 1 Suro dalam siklus kalender Aboge Keraton yang saat ini usianya menginjak 1953 Saka Aboge. 

Pada tahun ini, tanggal 1 Suro jatuh pada hari Ahad Wage malam Senin Kliwon atau 01September 2019. Acara ritual Pembacaan Babad Cerbon dilaksanakan di Bangsal Witana dengan melakukan doa tawasul (Peringatan Wafatnya Pangeran Cakrabuwana) kemudian dilanjutkan dengan melakukan prosesi Pembacaan Babad Cerbon dengan didahului pembukaan, pembacan ayat suci al￾Qur’an, Sambutan-sambutan kemudian dilanjutkan dengan Pembacaan Babad Cerbon, setelah itu 
baru kemudian acara ramah tamah (sarasehan) lalu dilanjutkan dengan prosesi Kirab Agung menuju Astana Gunung Sembung dengan menggunakan Kereta Paksi Naga Liman. [Wlk]


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.