Hero : Produksi Gula Di Kabupaten Cirebon Harus Bangkit
Kab Cirebon (89,2 CR) - Kabupaten Cirebon dulu sebagai produsen gula terbesar di Indonesia. Terbukti banyak pabrik pengolahan tebu di Cirebon Timur, namun kini kondisinya cukup memprihatinkan. Dibutuhkan keterlibatan seluruh pihak agar industri gula di Cirebon kembali bangkit.
Anggota Komisi VI DPR RI Ir. H. E. Herman Khaeron berkomitmen menghidupkan kembali PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk dapat mempertahankan produksi ditengah pengaruh dari beberapa aspek.
"Dilihat dari data adanya budidaya tebu menurun, banyak harga rendah, terdistorsi oleh banyaknya rafinasi," ujar Kang Hero, Senin (6/01/20).
Terdapat dua pabrik gula di Gula Sindang Laut dan Pabrik Gula Tersana Baru. Salah satu solusi meningkatkan produksi dengan melakukan Charge atau menambal kekurangan raw materialnya misalnya dengan raw sugar.
"Kalau bisa dicharge oleh impor raw sugar, raw sugar bisa diproduksi di Sindang laut, hasil tebu masyarakat yang ada bisa dimasukan di Tersana Baru, sehingga waktu produksi akan meningkat di Tersana Baru," jelasnya.
Idealnya kata Kang Hero panggilan akrabnya, 150 hari produksi, namun sekarang masih sekitar 100 hari produksi bahkan Sindang Laut dibawahnya. Jika masih terus dilanjutkan kerugian akan terus bertambah.
Masih kata Kang Hero, Impor raw sugar yang diajukan RNI seiring dengan komitmennya dalam 5 tahun dicharge dalam raw material import dulu, sambil terus berkomitmen untuk bisa membangun raw material dalam negeri.
pengajuan impor RNI tahun lalu sekitar 250.000 ton sedangkan 6 juta ton kebutuhan nasional, baik konsumsi langsung maupun makanan minuman.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Produksi PG Rajawali II Muzamzam mengatakan, saat ini jumlah produksi gula mengalami penurunan, tahun lalu sekitar 2,2 juta ton. Dan pada tahun ini akan mengalami kekurangan karana adanya beberapa faktor yang mempengaruhi. [Wlk]
Tidak ada komentar
Posting Komentar