Header Ads


Masjid Di Bawah Pohon Mangga Berabu

Masjid Tua Wapauwe merupakan salah satu peninggalan Islam di Maluku. Masjid ini terletak di Desa Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Masjid yang terletak di tengah pemukiman penduduk ini tak hanya digunakan sebagai tempat beribadah sehari-hari, namun juga sering digunakan sebagai lokasi acara kesenian dan budaya umat muslim yang tinggal di Desa Kaitetu.
Pada mulanya, masjid ini bernama Masjid Wawane yang dibangun di lereng Gunung Wawane sekitar tahun 1400an oleh Pernada Jamilu, keturunan Kesultanan Jailolo dari Moluku Kie Raha. Beliau adalah seorang pendakwah yang menyebarkan agama Islam di lima negeri yaitu Negeri Assen, Atetu, Tehala, dan Nukuhaly.
Pada tahun 1580, masjid ini dipindahkan oleh penduduk Wawane karena para penduduk merasa kedamaiannya terusik oleh keberadaan Belanda yang pada waktu itu menginjakkan kaki di Tanah Hitu. Para penduduk memindahkan Masjid Wawane ke Kampung Tehala yang berjarak 6 km sebelah timur Wawane.
Lokasi masjid setelah dipindahkan begitu banyak pohon manga hutan atau manga berabu yang dalam Bahasa Kaitetu disebut Wapa. Oleh sebab itulah, masjid ini berubah nema menjadi Masjid Wapauwe (masjid yang didirikan di bawah pohon manga berabu).
Bangunan masjid yang tidak menggunakan paku ini berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10m x 10m dan serambi luar berukuran 6,35m x 4,75 m. Bangunan ini menggunakan pasak-pasak dari kayu sebagai pengunci setiap sambungan kayu. Dinding masjid ini pun menggunakan gaba-gaba (pelepah batang pohin sagu kering) dan atapnya menggunakan daun nipah.
Pada masjid ini tersimpan beberapa mushaf (salinan) Al Qur’an yang merupakan salah satu mushaf tertua di Indonesia.Mushaf tersebut tanpa iluminasi (hiasan pada bagian pinggir) yang ditulis oleh Imam Muhammad Arikulapessy. Beliau merupakan imam pertama di masjid ini pada tahun 1550.
Terdapat pula mushaf lainnya yang terdapat di masjid itu. Terdapat Mushaf Nur Cahaya yang ditulis pada tahun 1590, tanpa iluminasi, dan menggunakan kertas buatan Eropa. Pada masjid ini juga tersimpan benda kuno yakni timbangan zakat.
Sumber: Sekilas Jejak Peninggalan Sejarah Purba di Kepulauan Maluku. Edward., Malessy, et al., Balai Pelestarian Cagar Budaya Ternate Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.
( Sumber : kebudayaanindonesia.net )

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.