Menurut Juru Bicara Kesultanan Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina, ST, M.Hum, tradisi Memayu memiliki arti meng ayu-ayu atau mempercantik seluruh lingkungan keraton Kanoman Cirebon.
Selain itu, tujuan dilakukanya ritual ini adalah untuk menyambut Pelal Ageng atau malam Panjang Jimat sebagai malam kelahiran Gusti Kanjeng Rasulullah Muhammad SAW.
“Ritual Mamayu ini sebagai media untuk membersihkan segala kotoran baik lahir maupun batin dalam menyambut Pelal Ageng, dengan dibarengi lantunan doa, tahlil, tahmid, solawat dan tawasul yang diperuntukan untuk leluhur para wali dan raja-raja Keraton Kanoman Cirebon,” tutur Ratu Arimbi, Selasa (06/11/18)
Ia menjelaskan, prosesi ritual Memayu akan diawali dengan bangunan Lumpang Alu yang dipusatkan di beberapa titik bangunan yang ada di lingkungan Keraton Kanoman Cirebon.
Dalam prosesi ritual di Lumpang Alu tersebut, mula-mula mengganti atap (welit) bangunan tersebut yang dilakukan rombongan abdi dalem dari beberapa desa. Antara lain Desa Pegagan Lor Kapetakan dan Desa Panunggul Gegesik Cirebon.
Acara ritual ini dikomandoi Sultan Raja Muhammad Emirudin (Sultan Kanoman XII) atau Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran (Patih Kesultanan Kanoman). Sementara pembacaan dalam setiap doa dipimpin Pangeran Muhammad Rohim (Pangeran Komisi) dengan diikuti para keluarga Keraton, abdi dalem dan masyarakat sekitar yang ikut antusias dalam acara ritual Memayu tersebut. [Nla]
Tidak ada komentar
Posting Komentar