Header Ads


Faktor Alam Dan Pipa Bocor Penyebab Pelayanan Air Di Kota Cirebon Terganggu

Kota Cirebon (89,2 CR) - Komisi II DPRD Kota Cirebon kembali sidak ke PD Tirta Giri Nata (PDAM). Kali ini mendatangi mata air baku milik PDAM di Cipaniis Kabupaten Kuningan. Anggota DPRD melihat langsung debit air mengalami penurunan, padahal tengah musim hujan.  

Ketua komisi II DPRD Kota Cirebon Agung Supirno penasaran dengan penuruan debit air di reservoir utama di Cipaniis dengan reservoir utama di Plangon. Kondisi ini yang menyebabkan tekanan air rendah sehingga distribusi air tidak lancar. Selain itu debit air di resevoir utama jauh dari standar volume air dalam kondisi normal. 

"Ternyata faktor alam sangat mempengaruhi debit air di resevoir utama. Terlihat secara kasat mata air di sungai Cipaniis surut, berbeda saat musim hujan," ungkapnya kepada awak media, Jumat (15/2/19). 

Bukan hanya itu kata Agung, pipa PDAM diduga mengalami kebocoran sehingga tekan air rendah, oleh sebab itu PDAM diminta membuat pipa elevasi baru diatas pipa lama. Pipa ini akan mempengaruhi tekanan sekaligus mencari penyebab kebocoran yang ada di  pipa sambungan. 

"Kami sudah sarankan untuk membuat pipa elevasi baru diatas pipa lama. Jika bisa dilakukan maka tekanan akan tinggi. Bukan hanya itu kebocoran pipa harus segera dicari solusinya agar tekanan air bisa tinggi," ujarnya. 

Sementara itu Suandi Kabag Produksi PDAM Kota Cirebon menjelaskan, debit air di resevoar utama mengalami penuruman terjadi setiap musim hujan. Volume air normal di sumber utama 3000 meterkubik perjam, saat kondisi sekarang mengalami penurunan hingga 1000 meter kubik perjam.Kondisi ini akan berlangsung selama musim hujan atau sekitar enam bulan. Setelah masuk musim kemarau debit air akan kembali normal. 

Direktur PDAM Kota Cirebon Sopyan Satari mengatakan hal serupa. Menurutnya penyebab terganggunya pelayanan air karena faktor alam dan faktor teknis. Faktor alam karena air PDAM berasal dari mata air, jika hujan air tidak langsung terserap namun tertampung ke pori - pori tanah sehingga debit air menurun. Sedangkan faktor teknis yakni Jaringan Distribusi Utama (JDU) belum bekerja optimal. 

"Siklus tahunan yg terjadi hampir setiap tahun pada bulan Januari, februari, dan maret itu merupakan siklus mepet sumber. Karena sumber air kami berasal mata air. Program pembangunan SPAM kami belum selesai, masih ada pekerjaan yg harus kami lakukan. Setelah pemasangan pipa Jaringan Distribusi Utama JDU sepanjang kurang lebih 7,4 km, th ini kami akan bangun reservoir 9000 m3. Dan secara simultan kami sedang merevitalisasi jaringan pipa di wilayah perkotaan," jelasnya. 

Solusi yang diambil dengan melakukan droping air bagi pelanggan terdampak dengan menggunakan tangki secara gratis, optimalisasi penyelaman sumur, pembuangan udara yg terjebak dalam pipa, baik pipa transmisi maupun distribusi, menambah kapasitas dan mengoptimalkan operasional pompa yg ada menjadi lebih besar agar tekanan air lebih tinggi. [Wlk]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.