Dilematis, Galian C Argasunya Dibutuhkan Namun Menelan Korban
Kota Cirebon (89,2 CR) - Galian C Argasunya, Kota Cirebon mengundang polemik masyarakat setempat. Di sisi lain galian C banyak memakan korban jiwa, di sisi lain masyarakat bergantung hidup dari galian tersebut. Warga berharap Pemerintah Kota (Pemkot) mencari solusi terbaik untuk masyarakat.
Ketua RW 06 Kedung Krisik Selatan, Ujang Fredi mengaku, mayoritas warga di RW 06 Kedung Krisik Selatan mengandalkan pertambangan galian C sebagai mata pencaharian sehari- hari. Sekitar 100 warga di RW 06 sudah nyaman bekerja sebagai kuli di pertambangan galian C.
"Dilematis, di sisi lain warga bergantung pada galian C, di sisi lain galian C sudah menjadi mata pencarian masyarakat," ungkapnya kepada awak media, Jumat (19/7/19).
Ujang Fredi menilai salah satu yang membuat nyaman yakni pendapatan warga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Biasanya warga yang bekerja di galian C ini mendapatkan Rp. 200 ribu setiap harinya. Warga menilai jika bekerja di luar galian C khawatir pendapatan akan berkurang.
Kasi Pemerintahan Kelurahan Argasunya, Mohamad Sopian mengatakan peralihan profesi warga sekitar galian C harus dilakukan secara berkesinambungan. Menurut Sopian, warga yang bekerja di galian C umumnya sudah mempunyai anak dan istri. Dengan demikian, para warga ini membutuhkan penghasila sehari- hari yang tetap dan itu bisa dilakukan di galian C.
"Setiap hari mereka berpikir harus ada pemasukan. Jadi kalau menunggu misal satu minggu saja itu dirasa berat," kata Sopian.
Sopian mengatakan ada ratusan titik Galian C yang tersebar di beberapa RW di Kelurahan Argasunya. Sopian menyebut titik Galian C berada di RT 03/RW 09 Cibogo, RT 02 dan 05 Sumur Hoe di RW 08, dan sebagian di RW 10 Argasunya. [Wlk]
Tidak ada komentar
Posting Komentar