Ritual pengangkatan kayu keramat Pangeran Mancur Jaya
KABUPATEN CIREBON (89,2 CR) - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (muludan) di Desa Tuk, Kec. Kedawung, Kab. Cirebon, terbilang mempunyai keunikan tersendiri.
Sebab pada puncak acara muludan di desa tersebut, kamis (31/1), di lakukan pengangkatan buyut kayu per perbatang, Pangeran Mancur Jaya, sebuah pusaka yang di anggap keramat oleh masyarakat setempat.
Juru pelihara merangkap juru kunci situs balong keramat Pangeran Mancur Jaya, Raden Suparja, mengatakan, puncak acara muludan alias pelal di desa Tuk, di peringati setiap tanggal 19 Rabiul Awal, atau sepekan setelah puncak muludan di Keraton Kanoman dan Kasepuhan Cirebon.
Ritual pengangkatan kayu keramat Pangeran Mancur Jaya, di mulai dengan pembacaan shalawat Nabi. Setelah di kumandangkan adzan oleh seorang muadzin, tujuh orang kemudian menyelam ke dasar balong keramat untuk mengangkat kayu tersebut.
Kayu berukuran panjang kurang lebih dua meter tersebut kemudian di terima oleh empat orang, lalu di mandikan dengan air kembang dan kemenyan. Setelah di mandikan, kayu tersebut di kafani dan di semayamkan layaknya jenazah manusia.
Sebab pada puncak acara muludan di desa tersebut, kamis (31/1), di lakukan pengangkatan buyut kayu per perbatang, Pangeran Mancur Jaya, sebuah pusaka yang di anggap keramat oleh masyarakat setempat.
Juru pelihara merangkap juru kunci situs balong keramat Pangeran Mancur Jaya, Raden Suparja, mengatakan, puncak acara muludan alias pelal di desa Tuk, di peringati setiap tanggal 19 Rabiul Awal, atau sepekan setelah puncak muludan di Keraton Kanoman dan Kasepuhan Cirebon.
Ritual pengangkatan kayu keramat Pangeran Mancur Jaya, di mulai dengan pembacaan shalawat Nabi. Setelah di kumandangkan adzan oleh seorang muadzin, tujuh orang kemudian menyelam ke dasar balong keramat untuk mengangkat kayu tersebut.
Kayu berukuran panjang kurang lebih dua meter tersebut kemudian di terima oleh empat orang, lalu di mandikan dengan air kembang dan kemenyan. Setelah di mandikan, kayu tersebut di kafani dan di semayamkan layaknya jenazah manusia.
Ratusan warga setempat berbaur dengan pengunjung yang datang dari berbagai daerah seperti Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, bahkan dari Bandung dan Jakarta serta luar jawa memadati jalanan menuju lokasi balong keramat.
Setelah arak-arakan selesai, pada pukul 22.00 Wib di lakukan prosesi peletakan kayu keramat ke dalam balong. Acara tersebut di awali dengan marhabanan sebagai bentuk puji-pujian Nabi Muhammad SAW, kemudian sebelum di masukan ke dalam balong seorang muadzin mengumandangkan adzan. Di masukannya kayu keramat ke dalam balong keramat menandai berakhirnya prosesi muludan di Desa Tuk.(Jums-CR)
Tidak ada komentar
Posting Komentar