Powerslaves, band rock asal Semarang
Powerslaves, band rock asal Semarang, Jawa Tengah diam – diam memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi. Pasalnya, band yang baru saja merayakan usianya ke-22
ini kembali merelease lagi Singel Terbaru bertajuk Empat Pilar Kebangsaan dari album terbaru POWERSLAVES Rock Empat Pilar Kebangsaan.
Setelah
sebelumnya Powerslaves merelease album 100% Rock N Roll dengan beberapa singel
yang merajai chart – chart di radio – radio di Indonesia, yaitu antara lain 100% Rock N Roll, Ku Tunggu dan Cantik dan Blues.
Album Rock Empat Pilar Kebangsaan
berisi 5 (lima) buah lagu. Album ini bahkan didukung penuh oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
“Ini merupakan waktu yang tepat untuk berkarya menyuarakan nilai – nilai
nasional. Apalagi banyak permasalahan sosial yang sedang dihadapi bangsa
indonesia,” ujar Anwar Fatahillah, bassis Powerslaves.
“Hal yang sulit kita lakukan adalah menghargai sejarah dan perjuangan
pendahulu kita, padahal satu hal kecil yang kita lakukan akan sangat berarti
dalam membangun rasa persatuan diantara kita sebagai bangsa yang merdeka”,
tambah Wiwiex Soedarno, keyboardis Powerslaves
Album ini mengusung pesan untuk mengenalkan EMPAT PILAR yang terdiri dari Pancasila,
UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI kepada masyarakat, khususnya generasi
penerus bangsa.
Menurut Heydie Ibrahim, vokalis Powerslaves, lagu bertemakan soal
nasionalisme sebenarnya sudah lama diperkenalkan Powerslaves. Hanya, lagu yang
dimainkan itu tidak secara ekslipisit pesan nasionalisme. “Contohnya saja lagu Semarang,
Bukit Tinggi, Tanah air. Itu semua mengungkapkan kecintaan kita akan Indonesia,”
ucapnya.
Album Rock Empat Pilar kebangsaan, terdiri dari
beberapa lagu yang bernapaskan semangat nasionalisme seperti Empat Pilar Kebangsaan , Merdeka,
Sumpah Pemuda, Pancasila dan Indonesia. Album ini, kata
Heydie merupakan bukti cinta Powerslaves
terhadap Negara Indonesia. Menurutnya, Tanah Air telah berjasa besar dalam
memberikan penghidupan kepada rakyatnya. “Kita makan, buang air besar disini,
cari rejeki disini [Indonesia] seharusnya kita malu. Jangan cuman kritik Pemerintah saja, saya tahu menjadi pemimpin juga tidak mudah,” tukas
Heydie Ibrahim.
Tidak ada komentar
Posting Komentar