Audiensi Dengan DPRD Kabupaten Cirebon AMPC Dan FSCM Berakhir Kesempatan
Kab Cirebon (89,2 CR) - Masyarakat Blok Jopak, Desa Tegalsari, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pribumi Cirebon (AMPC) dan PT. FSCM Manufacturing, audensi di gedung DPRD Kabupaten Cirebon, Rabu (4/9/19). Audiensi ini tidaklanjut dari aksi unjuk rasa yang dilakukan beberapa pekan lalu.
Meski berlangsung hangat, audensi ini tetap berjalan aman dan kondusif. Masyarakat tetap menuntut pemanfaatan limbah yang di kelola oleh pihak lain, status perusahaan yang masih belum jelas dan perusahaan yang tidak memprioritaskan pekerja pribumi.
Taspin perwakilan dari AMPC menilai, selama ini PT. FSCM Manufacturing melanggar beberapa kesepakatan diantaranya, tidak mempioritaskan masyarakat Blok Jopak, Desa Tegalsari, limbah besi hasil produksi yang di kelola oleh perusahaan bukan oleh masyarakat.
"Ada kesepakatan yang sifatnya untuk kepentingan masyarakat, tapi PT FSCM melanggar atau tidak memenuhi janjinya. Kami ingin apa yang sudah menjadi kesepakatan ini diikuti karena untuk kepentingan bersama," tegasnya.
Pihaknya menuntut membuat kesepakatan baru antara PT. FSCM Manufacturing dan Aliansi Masyarakat Pribumi Cirebon (AMPC). Kesepakatan yang dibuat disaksikan langsung oleh perwakilan anggota DPRD, sehingga kedepan kesepakatan ini bisa dipertanggungjawabkan.
"Oleh sebab itu kami minta membuat kesepakatan baru yang disaksikan anggota DPRD. Jika melanggar maka bisa kami tuntut," jelasnya.
Didi perwakilan dari PT. FSCM Manufacturing mengakui harus ada kesepakatan baru mengenai persoalan tersebut. Kesepakatan yang lama harus dirubah karena terdapat perbedaan persepsi yang mengakibatkan gejolak di masyarakat.
"Kami akui memang belum bisa memenuhi kesepakatan ini, apalagi perusahaan kami baru tiga bulan berdiri. Kami berharap kesepakatan yang dibuat bisa diterima bersama," imbuh dia.
Anggota DPRD Kabupaten Cirebon Aceng Sudarman SH meminta kepada kedua belah pihak berkomunikasi secara intens. Persoalan ini muncul karena terjadi miss komunikasi kedua belah pihak.
"Persoalannya satu yaitu komunikasi, dan yakin semua persoalan bisa selesai jika ada komunikasi yang baik," paparnya.
Aceng mengakui, Kabupaten Cirebon tengah banyak investor yang ingin berinvestasi, karena wilayah ini memiliki letak yang strategis dengan didukung alat transportasi yang memadai. Namun demikian perusahaan harus menaati aturan yang ada dan bisa memberikan dampak yang baik untuk masyarakat. [Wlk]
Tidak ada komentar
Posting Komentar