Header Ads


Pelindo Kota Cirebon Ditantang Dewan Pasang Alat Pengukur Kualitas Udara

Kota Cirebon (89,2 CR) - Lagi-lagi PT Pelindo II Cirebon membuat geram anggota DPRD Kota Cirebon. Niat memasang alat pengukur kualitas udara tidak pernah terwujud, padahal rencana itu sudah disampaikan sejak tiga tahun lalu. DPRD mendesak Pelindo segera bertindak, sebelum anggota dewan kembali memanggil pihak yang terlibat bongkar muat batu bara.

Ketua komisi II DPRD Kota Cirebon Watid Shariar bahkan kesal dengan jawaban yang disampaikan perwakilan dari Pelindo terkait rencana pemasangan alat pengukur kualitas udara. Pelindo terkesan mengulur waktu dan mengabaikan apa yang menjadi prioritas bagi Pelabuhan Cirebon. Pergantian direksi menyebabkan persoalan menguap dengan sendirinya.

"Harusnya saat pergantian direksi disampaikan prioritas yang sudah dan yang belum, ini sejak tiga tahun belum juga terpasang. Persoalannya saat musim kemarau dan musim angin debu itu terbang kemana-mana, dan debu sudah merusak kenyamanan warga sekitar Pelabuhan," ujar Watid disela-sela rapat, Rabu (5/9/18).

Watid mempersilahkan kepada jajaran direksi Pelindo menyampaikan kepada pimpinan pusat perihal pemasangan alat pengukur udara. Hasil dari pertemuan itu akan diketahui nanti pada pertemuan pekan depan. Pertemuan selanjutnya dewan akan memanggil Pelindo, pengusaha dan KSOP II Cirebon.

"Kami persilahkan berkomunikasi dengan pusat, tapi kami tagih pekan depan, kami juga akan panggil semuanya. Pengusaha, Pelindo dan KSOP. Kalau memang niat bisa pengusaha patungan beli alat itu, tapi ini seolah-olah dibiarkan, " lanjut dia.

Sementara itu Humas KSOP II Cirebon Dani Jaelani mengatakan, alat pengukur kualitas udara sangat dibutuhkan untuk menjawab keluhan masyarakat yang ada di sekitar Pelabuhan Cirebon. Dengan adanya alat ini masyarakat bisa mengetahui apakah debu dari bongkar muat truk batu bara berbahaya atau tidak. 

"Ini sebuah kebutuhan karena dengan alat ini akan mengetahui aktualisasi udara di Pelabuhan Cirebon, masyarakat pun bisa membaca kualitas udara di Pelabuhan, " kata Dani. 

Dirinya menghargai apa yang sudah disampaikan Pelindo, namun KSOP mendesak untuk segera melakukan keputusan memasang alat tersebut, jangan sampai masyarakat kembali bergejolak hingga bongkar muat batu bara kembali ditutup.

Sementara itu Plt GM Pelindo II Cirebon Sendy irit bicara ketika awak media menanyakan soal pemasangan alat pengukur udara. Dirinya berkilah yang berhak menjawab atas pertanyaan mengenai media adalah bidang humas. [Wlk]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.